Kata Kata Mutiara Cinta Menurut Tere Liye

Cinta menjadi hal yang banyak dielu-elukan dalam tiap nafas kehidupan. Selama menjalani kehidupan, berbagai warna cinta pastilah terbesit dalam kehidupan. Dalam memahami dan mengerti akan hakikat cinta, kita bisa melihat berbagai kata kata mutiara cinta yang indah namun tetap mengena di hati. Banyak sekali kata mutiara cinta yang bisa temukan, di berbagai tempat, di manapun, termasuk dalam sebuah karya sastra berbentuk novel. Dari berjuta kata mutiara cinta yang ada dalam novel, kata mutiara cinta menurut penulis novel best seller, Tere Liye menjadi pilihan yang sangat tepat untuk Anda jadikan inspirasi dalam menjalani hidup. Kata-kata ini bisa jadi menjadi bagian dari tulisannya dalam novel atau dipostingnya secara langsung.

Dalam menyajikan cerita-cerita fiksi, Tere Liye telah melihat cinta dari sisi yang berbeda. Pandangan sempit akan pengertian cinta telah ditepisnya karena terkadang hal tersebut tidak tepat. Ingin tahu seperti apa kata kata mutiara cinta menurut Tere Liye? Simak beberapa kata-kata di bawah ini dan temukan sisi yang berbeda akan pemahaman tentang cinta.

Memahami Cinta dengan Melihat Kata-kata Mutiara Cinta Menurut Tere Liye

Dalam menghadirkan kisah-kisah yang indah dan menyentuh, Tere Liye juga memunculkan kata kata mutiara cinta seperti berikut:

“Sebenarnya banyak cara untuk melihat apakah seseorang itu cocok buat kita atau tidak. Salah-satunya, ujilah dengan “marah” misalnya. Jika dia tetap bersabar atas tingkah laku buruk kita, boleh jadi dia cocok untuk kita. Teori ini tidak selalu benar, tapi hanya orang2 yang bersabar atas perangai buruk kitalah yang berhak mendapatkan hal2 terbaik dari kita.”

“Bolehkah menyatakan kerinduan? Perasaan kepada seseorang? Tentu saja boleh. Tapi jika kita belum siap untuk mengikatkan diri dalam hubungan yang serius, ikatan yang bahkan oleh negara pun diakui dan dilindungi, maka sampaikanlah perasaan itu pada angin saat menerpa wajah, pada tetes air hujan saat menatap keluar jendela, pada butir nasi saat menatap piring, pada cicak di langit-langit kamar saat sendirian dan tak tahan lagi hingga boleh jadi menangis. Dan jangan lupa, sampaikanlah perasaan itu pada yang maha menyayangi. Semoga semua kehormatan perasaan kita dibalas dengan sesuatu yang lebih baik. “

“Kau tahu, hakikat cinta adalah melepaskan. Semakin sejati ia, semakin tulus kau melepaskannya. Percayalah, jika memang itu cinta sejati kau, tidak peduli aral melintang, ia akan kembali sendiri padamu. Banyak sekali pecinta di dunia ini yang melupakan kebijaksanaan sesederhana itu. Malah sebaliknya, berbual bilang cinta, namun dia menggenggamnya erat-erat.” – dikutip dari novel ‘Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah’

“Meskipun tidak bilang, itu tetap cinta, bukan? Tidak akan berkurang nilainya walau sesenti.”

“Cinta adalah kepastian. Kata-kata dan tulisan indah adalah omong kosong.”

“Orang yang memendam perasaan seringkali terjebak oleh hatinya sendiri. Sibuk merangkai semua kejadian di sekitarnya untuk membenarkan hatinya berharap. Sibuk menghubungkan banyak hal agar hatinya senang menimbun mimpi. Sehingga suatu ketika dia tidak tahu lagi mana simpul yang nyata dan mana simpul yang dusta.” – dalam novel “Daun yang jatuh tak pernah membenci angin”