Contoh Pantun Pendidikan Terbaru
Siapa tak kenal pantun yang termasuk satu dari banyak jenis karya klasik berjenis puisi lama dengan menggunakan bahasa-bahasa dari seluruh daerah di nusantara. Pantun memiliki ciri khas tersendiri dalam penggunaan ragam bahasanya utamanya dan penyampaiannya, terkadang satu pantun berisikan beragam bahasa berbeda dan sebagainya. Pantun sendiri memiliki banyak tujuan dalam penulisannya, seperti yang sering didapatkan saat di bangku sekolah yakni pantun pendidikan yaitu pantun yang popular di kalangan siswa maupun mahasiswa karena lingkup pendidikan juga terjangkau akan pantun tersebut yang telah berkembang dan disukai oleh mereka. Pantun bergenre pendidikan ini sangat bermanfaat di dunia pendidikan dan pengajaran karena berisi plesetan-plesetan kata-kata namun bertujuan untuk pendidikan yang dijamin membuat menjadi sedikit terhibur.
Walaupun bergenre pendidikan pantun jenis ini tetap memiliki sistematika penulisan sama layaknya pantun pada umumnya yang terdiri dari empat larik atau empat baris, dimana setiap baris terdiri dari delapan sampai dengan dua belas suku kata, selain itu adanya sajak yang berpola a-b-a-b dan a-a-a-a yang merupakan ciri khas dari pantun itu sendiri dan tidak boleh dilupakan bahkan ditinggalkan. Pantun itu sendiri dapat dilihat dari dua sisi yaitu sampiran dan isi. Sisi sampiran berisikan bentang alam atau sebagainya yang digunakan sebagai pendukung dalam penulisan yang terdiri dari dua baris di bait pertama, sedangkan bagian isinya adalah bagian yang akan disampaikan oleh penulis pantun kepada pembaca. Pada artikel ini penulis ingin memberikan sepuluh contoh dari pada pantun pendidikan.
Pantun Pendidikan Berjumlah 10
Berikut disajikan sepuluh contoh pantun berbau pendidikan, “ucapkan kata dengan suara, kata jelas suara pun jernih, jika bicara lihatlah suasana, gunakan kata secara terpilih”, lalu “dua musim dalam setahun, musim banjir air melimpah, uang kertas bukanlah daun, jangan dihambur seperti sampah”, selanjutnya “dua mei hari pendidikan, hari lahir Ki Hajar Dewantara, jika orang tidak berpendidikan, seumur hidup bakal sengsara”, lalu ada lagi yaitu “kain tenun dari Sumbawa, kain batik dari Pekalongan, jika ingin jadi mahasiswa, Sekolah Dasar jangan diabaikan” terus “setiap berkata gunakan otak, otak berpikir demi pengetahuan, sama-sama bibir bergerak, pilihlah kata yang menyenangkan”
Contoh pantun lainnya yakni “orang bijak cinta bahasa, bahasa luas bahasa masyarakat, bahasa itu menunjukkan bangsa, bangsa terhormat punya martabat”, selanjutnya “pergi tamasya ke kota Bogor, jangan lupa ke Kebun Raya, meski engkau sudah tersohor, janganlah lupa ayah ibunda”, selanjutnya lagi ialah “ada pepatah ada peribahasa, ada pantun ada gurindam, orang bijak cinta bahasa, semangat hidup tiada padam”, kemudian “tanpa bahasa kita jadi tumpul, kenai bahasa semenjak kecil, dengan bahasa kita bergaul, tanpa bahasa kita terpencil” dan yang terakhir yakni “hayam wuruk raja termahsyur, gajah mada pemersatu bangsa, cinta ilmu sepanjang umur, cinta bangsa sepanjang masa”.
Demikianlah pantun pendidikan yang mampu penulis tulis. Pantun bergenre pendidikan memang lebih spesifiknya dipakai dalam kehidupan pendidikan dan pengajaran di sekolah maupun kampus karena pesan pendidikan yang baik di dalamnya. Semoga artikel ini bermanfaat dan bisa berguna untuk umum dan kalangan pelajar khususnya dalam mempelajari pantun bergenre pendidikan.